Proses Produksi Budi daya Tanaman Hias
Proses Produksi Budi Daya Tanaman Hias
Proses Produksi Budi
Daya Tanaman Hias
Sarana
produksi yang diperlukan dalam budi daya tanaman hias hamper sama dengan
tanaman pangan. Tanaman pangan umumnya dibudidayakan dalam lahan yang
terhampar, sedangkan tanaman hias dapat juga dibudidayakan dalam pot atau polybag di tempat terbuka atau ternaungi
di pekarangan.
Media
tanam pot depan berupa tanah yang dicampur dengan pupuk kandang atau berbagai
media tanaman siap pakai yang tersedia di toko sarana produksi pertanian.
Berikut adalah bahan untuk budi daya tanaman hias.
- Benih atau bibit
- Media tanam
- Pupuk
- Zat pengatur tumbuh
- Pestisida
- Mulsa plastic (plastic penutup media tanam)
- Sungkup (plastic penutup bunga/daun)
- Polybag atau pot
Secara umum, teknik budi daya
tanaman hias hamper sama dengan teknik budi daya tanaman pangan. Berikut ini
adalah teknik budi daya untuk tanaman hias.
1. Persiapan Lahan/Media Tanam
Budi daya tanaman
hias dapat dilakukan di dalam pot (polybag) atau dalam hamparan lahan.
Persiapan lahan/media tanam dilakukan untuk menyediakan media tumbuh yang
sesuai untuk setiap tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Kondisi tanah yang gembur sangat dibutuhkan untuk budi daya tanaman.
Jika
diperlukan, lahan tanam dapat diberi tambahan pupuk kandang. Kadang-kadang,
budi daya tanaman hias dilakukan di tempat yang dinaungi dengan paranet atau
plastik.
2. Pembibitan
Persiapan
benih/bibit merupakan hal yang penting dalam budi daya tanaman hias.
Perbanyakan bahan tanaman hias dapat dilakukan melalui perbanyakan seksual
dengan menggunakan biji dan perbanyakan vegetatif dengan menggunakan organ
vegetatif.
Perbanyakan
seksual dilakukan melalui biji yang merupakan hasil pembuahan gamet betina oleh
gamet jantan yang didahului oleh penyerbukan. Biji yang akan dijadikan benih
sebaiknya dipanen dari induk yang sehat. Sebelum ditanam, biji disemai terlebih
dahulu. Penyemaian dilakukan di lahan yang berbentuk bedengan. Lahan untuk
persemaian juga harus diolah agar gembur sehingga memudahkan perkecambahan
benih. Persemaian benih dilakukan di tempat yang agak terlindung dari panas
matahari atau dapat diberikan naungan paranet.
Persemaian
benih juga dilakukan di bak plastik, tray
atau pot plastik. Media semai yang digunakan adalah tanah yang dicampur dengan
pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 atau dua bagian tanah dan satu bagian
pupuk kandang. Media semai juga dapat diganti dengan media siap pakai yang
dibeli di took pertanian, seperti arang sekam atau cocopeat. Selama persemaian,
media semai dijaga kelembabannya dengan melakukan penyiraman. Contoh tanaman
hias yang diperbanyak dengan benih adalah Anthurium dan Adenium.
Perbanyakan
vegetatif menggunakan organ-organ vegetatif. keuntungan perbanyakan
vegetatif
adalah dapat menghasilkan bibit yang seragam dalam jumlah banyak.
Perbanyakan
vegetative dapat terjadi secara alami maupun buatan. Perbanyakan
vegetatif dapat dengan menggunakan organ akar, batang, daun, tunas,
sulur, dan umbi.
Contoh tanaman hias yang membiak secara vegetatif alami adalah bunga
lili,
gladiol dan kanna.
Perbanyakan
vegetatif buatan pada tanaman hias dapat dilakukan melalui stek, perundukan,
okulasi, dan penyambungan. Berikut adalah contoh perbanyakan vegetatif buatan
pada tanaman hias.
·
Stek: perbanyakan dengan menggunakan bagian
akar, batang, dan daun. Contoh tanaman hias yang diperbanyak dengan stek
diantaranya adalah cocor bebek, begiona, sirih, mawah dan puring.
·
Perundukan: perbanyakan dengan cara merundukkan
bagian tanaman ke tanah sehingga menginduksi munculnya akar. Perundukan dapat
dilakukan misalnya pada tanaman melati dan alamanda.
·
Penyambungan (grafting), merupakan penggabungan dua tanaman yang berlainan
sehingga tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh tanaman hias yang diperbanyak
dengan penyambungan adalah mawar atau adenium.
3. Penanaman
Penanaman
dilakukan jika lahan tanam sudah gembur. Jika terlalu kering, lahan dapat
disiram terlebih dahulu. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau sore
hari. Jika diperbanyak dengan benih, benih dapat ditanam langsung atau disemai
terlebih dahulu sehingga tumbuh menjadi bibit siap tanam. Bibit ditanam dalam
lubang tanam dengan ukuran yang sesuai untuk masing jenis tanaman hias.
4. Pemupukan
Pemupukan adalah
penambahan unsur hara untuk mencukupi kebutuhan tanaman. Pupuk dapat diberikan
ke media atau disemprot langsung ke tanaman. Jenis pupuk yang digunakan bisa
berupa pupuk organic atau anorganik.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan
meliputi : (i) penyulaman, yaitu menanam kembali tanaman yang mati, rusak atau
pertumbuhan tidak normal, (ii) penyiraman, disesuaikan dengan kondisi tanaman.
Penyiraman dapat dilakukan pada pagi atau sore hari. Jika cuaca panas,
penyiraman dilakukan setiap hari, (iii) pembumbunan, dilakukan untuk
memperbaiki aerasi tanah (udara dalam
tanah bergantian dengan udara di atmosfer) serta menutup pangkal tanaman atau
sebagian tanaman yang berada di dalam tanah, dan (iv) penyiangan, membersihkan
gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
6. Pengendalian OPT
Pengendalian
organisme pengganggu dilakukan untuk mencegah mengendalikan organisme yang
mengganggu pertumbuhan, produksi dan kualitas hasill tanaman. Pengendalian
dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida atau secara manual dengan mencabut
atau membuang tanaman yang terserang serta memungut hama pengganggu tanaman.
Saat ini sudah banyak tersedia pestisida alami.
7. Panen dan Pascapanen
Panen dan
pascapanen harus dilakukan dengan hati-hati agar kehilangan hasil dan penurunan
kualitas hasil panen dapat dihindari. Panen dilakukan pada pagi atau sore hari.
Pascapanen tanaman hias disesuaikan dengan produk budidayanya.
a.
Tanaman hias daun
b.
Bunga potong
https://www.firde7.xyz/2017/01/prakarya-dan-kewirausahaan-proses.html
Komentar
Posting Komentar